Jumat, 29 Mei 2015

Ayahanda

(Sebuah Persembahan Untuk Yang Selalu Memanjakanku)

Hari ini ku abadikan perjalananmu 19 tahun ini
Ayah, ntah apa yang akan ku deskripsikan tentangmu kali ini
Senja di pelupuk mata kita rasakan disepanjang perjalanan
Engkau nampak gembira menceritakan ini itu disepanjang jalan

Maaf ayah, jika selama ini aku hanya bisa membuatmu cemas
Senyum-senyum mungilpun kadang muncul dari bibirku
"mengapa ayah selalu mencemaskanku, dengan usiaku yang udah mencapai 19 tahun ini ?"
Kini aku terjengah, aku sadar kasih sayangmu memang tak akan pernah usai

Ku lihat matamu tak jauh beda dengan mata yang ku lihat setaun yang lalu
Teramat kental cahaya sedu yang ada dibola matamu
 Ingin rasanya aku menepi dan berteduh dihamparan keluh kesahmu ayah
Tapi engkau terlalu angkuh, tak ingin putrimu merasakan kesusahan yang engkau hadapi

Dua tahun ini memang masa-masa pait
Karna cita-citamu kembali menunaikan ibadah dengan ibunda tak kunjung datang
Apalagi engkau membawa jama'ah-jama'ah yang begitu banyak
Tetap gagah menghadapi jurang ini ayah
Kelak batupun akan melebur membuatnya menjadi debu yang tertiup angin

1 komentar: