RinduMengenalmu menjadikan ku kemarau berkepanjanganMengusungmu mebuatku terjaga semalamanMengabaikanmu membentuk ruang di jantungkuPagi ini nadiku menciutTakut ingin mengaduKemarauku melepuh menjadi rinduAku telah melihat Tuhan pada sosokmuSingkatnya lari dari seseorang itu mungkinTapi bagaimana caraku lari dari TuhanKu usung ulang ingatan tentang selarik karyamuAku si gadis pipi merah yang terlalu angkuh untuk jatuhDan engkau lelaki bermata senduBerwajah sedingin saljuSering kali menghunus pena ke jantung sepiMenjadikan butiran-butiran puisiHarusnya tak kau tanamkan kata-kata di dasar jantungkuKarna rimbun puisimu kini menyengatku menjadi rindu
Jumat, 04 Desember 2015
KEMARAU MENYENGATKU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Keren sekali saya suka tulisan anda.
BalasHapushehehe
BalasHapus"Senja" (7-15). Soebagyo Sastrowardoyo. Thanks.
BalasHapus